Selasa, 21 April 2020

Kisah Nabi Zulkifli Diangkat Menjadi Raja

Kisah Nabi Zulkifli Diangkat Menjadi Raja. Nabi Zulkifli as adalah anak nabi Ayyub as. Zulkifli adalah gelar yang diberikan kepadanya, sedangkan nama aslinya adalah Basyar bin Ayyub. Gelar ini diberikan kepadanya karena beliau sanggup menjalankan amanat raja. Beliau adalah seorang yang sabar.
Dan (Ingatlah kisah) Ismail bin Idris dan Zulkifli adalah orang yang sabar dan Kami beri rahmat semua, karena mereka orang yang suka berbuat sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang sholeh" (QS. al-Anbiya 21: 85-86)
Zulkifli artinya sanggup dan yang dimaksud sanggup ialah sanggup melaksanakan perintah raja. Konon, di negeri itu terdapat seorang raja yang sudah tua usianya, dan tidak sanggup lagi memegang kerajaan, sedangkan ia tidak mempunyai anak. Raja itu berkata di hadapan rakyatnya: "Siapakah diantaraku yang sanggup berpuasa di siang hari, dan beribadat di malam hari, dan tidak marah-marah maka kepadanya akan kuserahkan kerajaan ini, karena aku sudah tua"

 Nabi Zulkifli as adalah anak nabi Ayyub as Kisah Nabi Zulkifli Diangkat Menjadi Raja

Bertanya raja sekali lagi: "Siapakah yang sanggup berpuasa pada siang hari dan beribadat malam hari, dan sanggup tidak marah?"

Berdirilah raja sekali lagi: "Siapakah yang sanggup berpuasa pada siang hari dan beribadat malam hari, dan sanggup tidak marah?"

Berdirilah pemuda Basyar "Aku sanggup". Sedangkan rakyat seluruhnya tidak seorang pun yang sanggup seperti Basyar. Inilah sebabnya Basyar diberi gelar Zulkifli.

Nabi Zulkifli Menjadi Raja

Setelah beliau diangkat menjadi raja, beliau mengatur waktunya sedemikian tertibnya, sebagian waktunya untuk mengurus kerajaan dan melayani ummatnya, dan sebagian lagi waktunya untuk tidur. Sedangkan pada siang hari untuk berpuasa dan pada malam harinya sebagian untuk beribadat kepada Allah. 

Pada suatu hari ketika beliau hendak tidur, datanglah syetan menyerupai manusia akan menggoda tentang hal ihwalnya. Karena raja hendak tidur, diserahkanlah tamu itu kepada wakilnya untuk menerima dan menyelesaikan persoalannya. Rupanya tamunya tidak suka diterima oleh wakilnya, dan menyatakan  bahwa tidak semestinya raja membedakan antara yang miskin dan kaya, ia mendesak agara raja sendirilah yang menerimanya dan menyelesaikan persoalannya.

Karena tamu itu tidak mau pergi dan perkaranya minta diselesaikan segera, maka waktu bagi Nabi Zulkifli untuk tidur sudah tidak ada lagi. Walaupun demikian raja tidak marah, tetap sabar dan ketika ia memegang tangannya, ia lari darinya, ternyata tamu itu adalah syetan yang menyamar menjadi manusia yang sengaja dating untuk menggoda raja.

Pada suatu malam terjadilah peperangan di negeri itu dengan orang-orang yang durhaka kepada Allah, kemudian Nabi Zulkifli memerintahkan agar seluruh rakyatnya maju ke medan perang yang sedang terjadi, tetapi rakyatnya membangkang.

Mereka menjawab: "Hai raja! Kami takut berperang karena kami masih senang hidup di dunia, dan jika engkau memintakan kepada Allah untuk menjamin hidup kami barulah kami siap tempur"

Mendengar itupun Nabi Zulkifli tidak marah, dan berdoa kepada Allah: "Ya Allah saya telah menyampaikan risalah Tuhan kepada mereka, menyuruh mereka berperang, namun mereka enggan dan membangkang perintah kami, mereka mempunyai permintaan".

Kemudian turunlah wahyu kepada Nabi Zulkifli as "Ya Dzulkifli Aku telah mengetahui akan permintaan mereka dan aku mendengar doamu dan semuanya aku kabulkan".

Demikianlah gambaran kesabaran Nabi Zulkifli as dalam menghadapi segala persoalan, beliau hadapi segala urusan dengan sabar, beliau selalu mematuhi janji yang diberikan oleh raja dahulu yang menyerahkan kerajaannya, dan beliau berpegang teguh akan janji dan kesanggupan untuk bersabar. Beliau meninggal dunia dalam usia 75 tahun di Syam.