Rabu, 29 April 2020

Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia

Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Nasionalisme merupakan ideologi yang mendasari perubahan sosial, budaya, dan politik di berbagai belahan dunia pada awal abad XX. Ideologi itu lahir di Barat namun justru menjadi musuh utama bagi kolonialisme dan imperialisme Barat. Oleh karena itu, tujuan utama gerakan nasionalisme di tanah jajahan adalah membentuk negara bangsa yang merdeka dari penjajahan Barat. Nasionalisme Indonesia pun merupakan ideologi yang berfungsi menegaskan hak dan kewajiban bangsa Indonesia untuk membentuk negara. Negara yang hendak dibentuk saat itu adalah  successor state dari Hindia Belanda. Rasa nasionalisme itu diekspresikan dalam beragam bentuk mulai dari organisasi pergerakan, pidato politik, hingga gerakan massa yang melibatkan rakyat.

A. Pengertian Nasionalisme
Ada dua fenomena menarik yang terjadi di Indonesia pada awal abad XX. Pertama, setelah selesainya upaya-upaya penaklukan maka kekuasaan pemerintah kolonial telah utuh dan konkret. Hampir seluruh Nusantara telah jatuh ke dalam satu kekuasaan, pemerintahan, hukum dan administrasi kolonial. Kedua, sebagai akibat dari sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial, muncul kelompok elite baru dari kalangan bangsawan. Kelompok inilah yang mampu memformulasikan permasalahan yang dihadapi oleh bangsanya dan menerjemahkan ke dalam beragam bentuk gerakan. Mereka terdiri atas para mahasiswa yang telah mendapat pendidikan Barat dan karenanya mampu memahami konsep-konsep yang berkembang di Barat. Salah satu konsep yang berhasil mereka peroleh dan kembangkan adalah nasionalisme.


Nasionalisme adalah konsep yang muncul di Barat sejak abad XVII. Sejak abad itu, Inggris telah memiliki kesadaran untuk tampil sebagai bangsa yang mampu memimpin Eropa. Kesadaran ini merupakan penjelmaan dari gerakan sosial yang menginginkan kemerdekaan individu. Pelopor gerakan ini adalah John Locke yang menekankan bahwa kemerdekaan individu, kemuliaan dan kebahagiaannya merupakan unsur asasi dari semua kehidupan nasional. Dalam perkembangannya, gerakan sosial di Inggris memengaruhi pula bangsa Prancis. Nasionalisme yang berkembang di Prancis dipengaruhi oleh renaisans yang menginginkan kebebasan dari pengawasan gereja. Pelopornya adalah J.J. Rousseau yang berpendapat bahwa masyarakat politik sejati hanya bisa didasarkan atas sifat-sifat luhur warganya dan cintanya kepada tanah air. Puncak gerakan nasionalisme terjadi pada awal abad XX di mana muncul negara bangsa di kawasan Asia dan Afrika sebagai reaksi atas praktik kolonialisme dan imperialisme Barat.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Ada beberapa pengertian tentang nasionalisme, antara lain nasionalisme bisa dipahami sebagai bersatunya sekelompok individu dengan individu lain karena adanya dorongan kemauan dan kebutuhan psikis. Dorongan yang lain adalah kesatuan perasaan dan perangai yang muncul karena adanya persamaan nasib. Dalam perkembangannya, nasionalisme mengarah pada upaya pembentukan negara. Oleh karena itu, nasionalisme juga berarti kesetiaan tertinggi seorang individu yang diberikan kepada negara dan bangsa.

Dari pengertian di atas tentu kita bisa membuat batasan pengertian tentang nasionalisme. Nasionalisme berkaitan dengan eksistensi sebuah kelompok atau bangsa dan adanya keinginan untuk bersatu meskipun beragam perbedaan ada di antara mereka. Keinginan itu biasanya muncul ketika adanya tekanan dari bangsa lain dalam bentuk penjajahan atau kolonialisme. Oleh karena itu, secara politis nasionalisme adalah gerakan yang berusaha menghancurkan kolonialisme untuk membangun negara bangsa yang merdeka. Gerakan itu semakin efektif saat didukung oleh adanya perasaan senasib sependeritaan dan kesadaran kebangsaan dari warganya.

1. Lahirnya Nasionalisme Indonesia
Indonesia telah dijajah oleh bangsa Barat sejak abad XVII, namun kesadaran nasional sebagai sebuah bangsa baru muncul pada abad XX. Kesadaran itu muncul sebagai akibat dari sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial. Karena, melalui pendidikanlah muncul kelompok terpelajar atau intelektual yang menjadi motor penggerak nasionalisme Indonesia. Melalui tangan merekalah, perjuangan bangsa Indonesia di dalam membebaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme Barat memasuki babak baru. Inilah yang kemudian dikenal dengan periode pergerakan nasional. Perjuangan tidak lagi dilakukan dengan perlawanan bersenjata tetapi dengan menggunakan organisasi modern.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Ide-ide yang muncul pada masa pergerakan nasional hanya terbatas pada para bangsawan terdidik saja. Selain merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi juga karena hanya kelompok bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir pemerintah kolonial. Mereka menyadari bahwa pemerintah kolonial yang memiliki organisasi yang rapi dan kuat tidak mungkin dihadapi dengan cara tradisional sebagaimana perlawanan rakyat sebelumnya. Inilah letak arti penting organisasi modern bagi perjuangan kebangsaan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya nasionalisme Indonesia. Secara umum bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam dan luar. Faktor dari dalam antara lain sebagai berikut.
a. Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Ironisnya adalah eksploitasi Barat itu justru mampu menyatukan rakyat menjadi senasib sependeritaan.
b. Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem pendidikan Barat. Kelompok inilah yang mampu mempelajari beragam konsep Barat untuk dijadikan ideologi dan dasar gerakan dalam melawan kolonialisme Barat.
c. Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di dalam berjuang menghadapi kolonialisme Barat.

Kondisi itulah yang mampu memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas, dan merdeka dari penjajahan. Meskipun begitu, harus diakui bahwa munculnya kesadaran berbangsa itu juga merupakan dampak tidak langsung dari perluasan kolonialisme. Oleh karena itu,para mahasiswa yang menjadi penggerak utama nasionalisme Indonesia bisa disebut sebagai tokoh penggerak dari masyarakat. Sedang faktor yang berasal dari luar negeri antara lain kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905 yang mampu mengangkat rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna bisa mengalahkan bangsa kulit putih, lahirnya nasionalisme di kawasan Asia dan Afrika yang berhasil membentuk negara-negara baru, serta beberapa prinsip dari Woodrow Wilson yang termuat dalam  Wilson 14 points. Semua nilai-nilai yang berasal dari luar itu berhasil diserap oleh para tokoh pelajar intelektual kita yang sedang belajar di luar negeri.

Nasionalisme Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang ditimbulkan oleh adanya kolonialisme. Oleh karena itu, gerakan nasionalisme pada awal abad XX tidak bisa dipisahkan dari praktik kolonialisme sebab keduanya merupakan hubungan sebab akibat. Hanya saja, pada tahap awal nasionalisme berkembang pada tingkat elite yaitu kelompok bangsawan terpelajar. Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa dan berusaha mencarikan jawabannya. Bentuk gerakannya memiliki corak yang beragam mulai dari yang bersifat etnis, kultural, hingga nasional.

Itulah latar belakang munculnya nasionalisme Indonesia. Meskipun banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar, tetapi nasionalisme Indonesia tetap memiliki spesifikasi tersendiri.

2. Perkembangan Nasionalisme Indonesia
Semenjak ide-ide perubahan dan nasionalisme mulai masuk ke Indonesia, ada perubahan di dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat. Perubahan itu antara lain mencakup strategi, pemimpin pergerakan, dan cakupan wilayah gerakan. Perlawanan terhadap kolonialisme tidak lagi ditempuh melalui perjuangan bersenjata tetapi menggunakan organisasi atau perkumpulan yang dipimpin oleh kelompok bangsawan terpelajar dengan cakupan wilayah yang lintas etnis dan budaya. Salah satu faktor yang mampu mempersatukannya adalah adanya kesadaran nasional.

Kesadaran itu mulai bangkit setelah periode politik etis diterapkan di Indonesia. Periode ini ditandai oleh munculnya priayi baru yang menempatkan pendidikan sebagai kunci perubahan masyarakat. Oleh karena itu, tidak aneh apabila banyak organisasi pergerakan yang menempatkan pendidikan sebagai tujuan gerakan. Berikut adalah gerakan yang muncul setelah kesadaran nasional mulai muncul di Indonesia.

a. Budi Utomo
Tokoh utama dari organisasi ini adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa pelajar  School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) Jakarta di bawah pimpinan Sutomo. Tujuan pendiriannya adalah untuk de harmonische ontwikkeling van land en volk van Java en Madura atau kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa Jawa dan Madura. Terlihat bahwa ”bangsa” yang dimaksud masih dalam lingkup Jawa dan Madura belum meliputi seluruh Indonesia. Ini memang bisa dimengerti karena setiap bentuk gerakan selalu tergantung dari cakrawala berpikir dari para tokoh penggeraknya. Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa Budi Utomo adalah renaisans atau kebangkitan kembali kebudayaan Jawa. Ada beberapa reaksi yang muncul setelah organisasi ini berdiri, antara lain sebagai berikut.
1) Golongan priayi aristokrat Jawa merasa khawatir akan terganggu eksistensinya karena daya dobrak para priayi terpelajar melebihi etnis Jawa.
2) Pemerintah kolonial Belanda mulai merasa terganggu karena para pemimpin pergerakan itu tidak bisa lagi dibohongi atau diadu domba seperti waktu perlawanan bersenjata dahulu.
3) Para pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah dan perguruan mulai mengikuti jejak dengan membentuk organisasi pergerakan. Meskipun mendapat beragam reaksi, Budi Utomo mampu berkembang ke berbagai daerah dan membuka cabang di kota-kota besar di Jawa seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Bahkan anggotanya bisa mencapai 10.000 orang dari berbagai daerah. Dalam perkembangannya, organisasi ini tidak bisa menghadapi kuatnya dominasi priayi tua yang cenderung takut dengan perubahan. Dalam kongres pertama tanggal 3–5 Oktober 1908 di Yogyakarta, kelompok muda yang revolusioner tersingkir dan Budi Utomo hanya terfokus pada budaya Jawa saja. Kelompok muda akhirnya membentuk organisasi baru seperti Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Minahasa, sementara Budi Utomo menjadi badan berkekuatan hukum setelah mendapat pengakuan dari pemerintah kolonial karena dianggap tidak berbahaya.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia

b. Sarekat Islam
Organisasi ini mulanya merupakan perkumpulan para pedagang muslim yang dirintis oleh H. Samanhudi dan R.M. Tirtoadisuryo tahun 1909. Tujuannya untuk melindungi hak-hak para pedagang muslim dari monopoli pedagang-pedagang besar Cina. Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk menghimpun pedagang muslim agar mampu bersaing dengan pedagang dari Arab, India, dan Cina. Tujuan gerakannya adalah meningkatkan perekonomian anggotanya.

Organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik setelah dipegang oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan berganti nama menjadi Sarekat Islam. Penindasan-penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial tidak luput dari perjuangan organisasi ini, apalagi jumlah anggotanya sangat besar. Tujuan gerakan ini antara lain memajukan rakyat dengan cara persaudaraan dan tolong-menolong sesama muslim. Pemerintah akhirnya memberikan kekuatan hukum tahun 1916, sehingga SI bisa mengirimkan anggotanya ke Volksraad.

Sarekat Islam berubah lebih radikal setelah disusupi paham sosialis yang dibawa oleh Sneevliet (pendiri Indische Sosialistische Demokratische Vereeniging atau ISDV). Selain menyebarkan paham sosialis juga terang-terangan menentang kebijakan Tjokroaminoto. Akhirnya, organisasi ini pecah menjadi dua, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto (Islam) dan SI Merah di bawah Semaun (Sosialis Komunis).

c. Indische Partij
Inilah organisasi kaum Indo pertama yang menanamkan kesadaran kebangsaan Indonesia. Organisasi yang dirintis oleh Douwes Dekker, bertujuan menghapuskan kolonialisme dan eksploitasi Belanda atas rakyat Hindia Belanda. Pada tahun 1912, ia mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo untuk mengembangkan organisasi. Sebagai organisasi yang berhaluan nasionalis, anggotanya berlatar belakang lintas etnis dan budaya. Oleh karena itu, semboyan organisasi ini adalah Hindia untuk bangsa Hindia.

Indische Partij adalah partai politik pertama yang terang-terangan menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat Belanda memperingati 100 tahun kemerdekaannya dari Prancis, Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang berjudul Als Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda. Tulisan ini berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda atas rencana pengumpulan dana bagi peringatan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1913 Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan para tokohnya menyebar ke berbagai organisasi.

d. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bertujuan memurnikan pelaksanaan ajaran agama Islam. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Gerak dakwah organisasi ini adalah memajukan pengajaran dan kesejahteraan para anggotanya dengan cara mendirikan sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan. Pada tahun 1914, organisasi ini mendapat pengakuan dari pemerintah dan mendapat sambutan dari rakyat.

Dalam waktu yang singkat, Muhammadiyah mampu mendirikan cabangnya di Padang, Makassar, Bandung, Jakarta, dan kota-kota besar di Indonesia. Jumlah anggotanya pun juga dengan cepat bertambah. Bahkan, organisasi ini juga ikut terlibat dalam perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia.

e. Perhimpunan Indonesia
Organisasi inilah sesungguhnya yang meletakkan dasar-dasar nasionalisme Indonesia. Semula, organisasi yang berdiri tahun 1908 ini bernama Indische Vereeniging, bersifat moderat. Kedatangan para tokoh eks Indische Partij ke Belanda tahun 1913 mampu memompa semangat para mahasiswa Indonesia di Belanda. Iwa Kusumasumantri menjadi ketua dan menyatakan tiga prinsip organisasi. Pertama, Indonesia menentukan nasibnya sendiri. Kedua, kemampuan dan kekuatan sendiri. Ketiga, persatuan dalam menghadapi Belanda. Pada tahun 1925, berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dan semakin aktif di dalam menghadapi kolonialisme, antara lain dengan mengikuti Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di Paris tahun 1926. Pada tahun 1927, PI menghadiri Liga Antikolonial di Brussels. Nazir Datuk Pamuntjak menyampaikan pidato berjudul Indonesia en der Vrijheidstrijd.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia

Pada tahun 1925, PI mengeluarkan manifesto politik yang isinya sebagai berikut. Pertama, kesatuan nasional yaitu untuk mendirikan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu maka segala perbedaan etnis primordial harus ditiadakan. Kedua, solidaritas yaitu menyamakan persepsi dan menghilangkan perbedaan untuk menghadapi kolonialisme.  Ketiga, nonkooperasi yaitu kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah sukarela tetapi harus dicapai dengan perjuangan. Keempat, swasembada yaitu mengandalkan kekuatan sendiri untuk membangun kehidupan bangsa agar sejajar dengan bangsa kolonial. Keempat ideologi tersebut mampu membuka jalan bagi lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia. Apalagi para mahasiswa kita di negeri Belanda juga mengetahui adanya  Wilson 14 point yang antara lain berisi kemerdekaan untuk menentukan nasib bangsa sendiri.

f.Partai Nasional Indonesia
Tokoh utama partai ini adalah Ir. Soekarno. Organisasi ini didirikan tanggal 4 Juli 1927 oleh para mahasiswa yang sedang melaksanakan studi di Bandung dan semakin populer setelah PKI dilarang oleh pemerintah. Tujuan gerakannya adalah kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu sifatnya radikal. Salah satu metode yang diterapkan oleh partai ini adalah rapat-rapat akbar. Dengan cara ini maka rakyat bisa mengikuti pendidikan politik secara langsung dari para pemimpinnya.

Akibat perlawanannya dengan pemerintah, banyak para tokohnya yang ditangkap oleh pemerintah dan dipenjara atau dibuang ke berbagai daerah. Dalam pidato pembelaannya di Landraad  atau pengadilan negeri Bandung, Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Klaagt Aan atau yang dikenal dengan  Indonesia Menggugat. Pidato ini oleh banyak pengamat disebut sebagai tesis Bung Karno tentang kolonialisme. Namun, pembelaan itu tidak bisa menghindarkannya dari penjara selama 4 tahun.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
B. Gerakan Nasionalisme di Asia
Gerakan nasionalisme lahir karena adanya kesadaran nasional berkaitan dengan harkat dan martabat suatu bangsa dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Oleh karena itu, gerakan nasionalisme bisa ditemukan di berbagai bangsa. Gerakan yang satu dengan gerakan yang lain saling memengaruhi. Tidak aneh apabila di antara para tokohnya terjalin komunikasi yang erat bahkan hingga masing-masing tokoh mampu mendirikan sebuah negara merdeka.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Bangkitnya nasionalisme di seluruh Asia bisa dilihat sebagai sebuah gerakan massa yang sezaman. Para cendekiawan dan kelompok terpelajar di antara bangsa-bangsa di Asia memiliki kesamaan pandangan di dalam menghadapi kolonialisme Barat. Kita bisa memahami bagaimana Mohammad Hatta telah sejak tahun 1927 mengenal Jawaharlal Nehru justru saat dilaksanakan kongres antipenindasan di Brussels. Apabila dirunut kelahiran nasionalisme Indonesia pun tidak terlepas dari faktor-faktor yang datang dari luar, antara lain kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905, Gerakan Turki Merdeka, Revolusi Cina, gerakan nasional di Filipina dan India. Berkaitan dengan kemenangan Jepang atas Rusia, untuk pertama kalinya dalam sejarah, bangsa kulit berwarna di Asia bisa mengalahkan bangsa kulit putih. Inilah yang mampu mengangkat harkat dan rasa percaya diri bangsa-bangsa Asia di dalam menghadapi kolonialisme. Sejak itulah, muncul gerakan-gerakan nasionalisme di berbagai bangsa seperti Congres Party (India), Kuomintang (Cina), Sarekat Islam (Indonesia), dan lain-lain.

1. Gerakan Nasionalisme Cina
Lahirnya nasionalisme Cina disebabkan beberapa faktor, antara lain kekecewaan rakyat terhadap penguasa Manchu, kekalahan dalam Perang Candu tahun 1842, dan keinginan untuk membentuk negara sendiri. Kaisar Manchu dinilai bukan keturunan bangsa Cina dan lemah saat menghadapi penjajahan bangsa Eropa, AS, dan Jepang. Akhirnya revolusi pun pecah. Kaisar Manchu digulingkan oleh rakyatnya sendiri tahun 1911 dan Cina menjadi republik. Jalannya pemerintahan republik tidak stabil karena sering terjadi intrik dan pertikaian, hingga saat tampil tokoh nasionalis terkemuka Dr. Sun Yat Sen.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Dr. Sun Yat Sen mencita-citakan Cina baru yang didasarkan San Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat) yaitu nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme. Ia berhasil memimpin revolusi nasional yang meletus di Wuchang tanggal 11 Oktober 1911. Pada tahap awal, gerakan ini berpusat di Cina Selatan, karena Cina Utara masih dikuasai oleh Dinasti Manchu di bawah Kaisar Pu Yi dan para  Warlord (panglima perang). Meskipun berhasil memimpin revolusi nasional tetapi Dr. Sun Yat Sen tidak mau menjadi presiden dan menunjuk Jenderal Yuan Shih Kai (salah satu Warlord yang berpengaruh) untuk menjabat presiden tahun 1911–1916. Ia sendiri mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan Kuo Min Tang (Partai Nasionalis). Dr. Sun Yat Sen menjadi presiden Cina setelah berhasil memadamkan pemberontakan tahun 1916–1922. Pada tahun 1924, Sun Yat Sen meninggal dan digantikan oleh Chiang Kai Shek.

2. Gerakan Nasionalisme India
Pada tahap awal, pergerakan nasionalisme India bersifat gerakan sosial dan pendidikan dan baru berubah menjadi gerakan politik setelah berdiri Indian National Congress (Partai Kongres). Anggota partai ini terdiri atas golongan intelektual Hindu dan muslim serta merupakan gerakan kebangsaan rakyat India.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Sebagai seorang pemimpin, Gandhi sangat disegani oleh penjajah dan dihormati oleh rakyatnya. Ada beragam bentuk gerakan nasionalisme yang diperjuangkan oleh Mahatma Gandhi untuk memperjuangkan kemerdekaan India.
Berikut ini gerakan Nasionalisme India;
1.Ahimsa Gerakan antikekerasan yang melarang pembunuhan.
2.Satyagraha Gerakan untuk tidak bekerja sama dengan kaum penjajah (Inggris).
3.Hartal Pemogokan yaitu perlawanan melalui gerakan tidak berbuat apa-apa, meskipun mereka datang ke tempat kerja.
4.Swadesi Gerakan untuk mempergunakan produksi sendiri, tidak meng-
gantungkan kepada produk bangsa lain.

3. Gerakan Nasionalisme Turki
Gerakan nasionalisme Turki mulai bangkit setelah muncul upaya modernisasi. Modernisasi dimaksudkan untuk membangun kembali Turki setelah kekuasaannya dipersempit oleh penjajah Barat. Semasa pemerintahan Sultan Muhammad II, Kerajaan Turki Usmani menjadi kerajaan dunia (abad XV–XIX). Selanjutnya, Turki mendapat sebutan The Sick Man karena kehilangan banyak wilayah dan pengaruh. Modernisasi Turki dipelopori oleh Rasjid Pasha, Fuad, Namik Kemal, Ali Pasha, Midhat Pasha, dan Kemal Pasha.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Para tokoh pergerakan Turki kemudian membentuk Gerakan Turki Muda. Tujuannya adalah menyelamatkan Turki dari keruntuhan dengan mengadakan reorganisasi negara secara modern, membentuk dan mengembangkan nasionalisme Turki, dan mempersatukan Turki ke dalam satu bahasa, bangsa dan negara. Gerakan nasionalisme yang dipelopori oleh Kemal Pasha semakin kuat dalam menghadapi Barat dan mendapatkan dukungan rakyat hingga berhasil menghapuskan sistem kesultanan. Republik Turki berdiri pada tanggal 29 Oktober 1923 dan Kemal Pasha menjadi presiden yang pertama.

4. Gerakan Nasionalisme Mesir
Ada beberapa sebab munculnya nasionalisme Mesir. Munculnya gerakan Wahabi yang menentang penjajahan Turki mampu mempersatukan rakyat Mesir. Apalagi rakyat Mesir memperoleh pengaruh dari Revolusi Prancis yang dibawa Napoleon saat menduduki Mesir tahun 1798. Paham liberal yang melanda Mesir menyebabkan munculnya kelompok terpelajar yang berorientasi modern. Mereka pernah menempuh pendidikan di Eropa dan berbagai universitas ternama di Beirut dan Damsyik.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia

Nasionalisme Mesir juga terpengaruh Gerakan Turki Muda. Nilai-nilai persatuan yang diperjuangkan nasionalis Turki mampu menggugah semangat bangsa Mesir untuk bersatu. Apalagi muncul gerakan Pan-Arab yang dipelopori oleh Amir Chetib Arslan yang menganjurkan agar bangsa-bangsa Arab bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan bangsanya.

Nasionalisme Mesir ditandai oleh munculnya pemberontakan Arabi Pasha (1881–1882) terhadap Inggris. Setelah PD-I, Mesir menuntut kemerdekaan kepada Inggris. Akhirnya tahun 1922, Mesir menjadi kerajaan di bawah persemakmuran Inggris. Tahun 1936 Mesir menjadi negara yang merdeka penuh. Selanjutnya, Terusan Suez dikuasai Mesir kembali pada tahun 1956 setelah dinasionalisasi oleh Gamal Abdul Nasser.

Menjamurnya gerakan kebangsaan di Indonesia dengan dukungan dan solidaritas dari tokoh-tokoh pergerakan di Asia membuat pemerintah kolonial Belanda merasa khawatir. Apalagi gerakan pergerakan semakin radikal, nonkooperatif, dan kesadaran rakyat semakin meningkat. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda merasa perlu menambah pasal-pasal dalam Wetboek van Strafrecht atau Buku Hukum Pidana yang bisa menjerat dan mengendalikan pergerakan nasional. Dengan alasan membahayakan keamanan dan ketertiban umum, pemerintah kolonial bisa menangkap dan memenjarakan tokoh-tokoh pergerakan.

Penerapan pasal itu jelas berpengaruh pada aktivitas pergerakan para tokoh. Karena para polisi memperlakukannya secara fasis dan kejam. Para pemimpin pergerakan ditangkap dan dipenjara di Digul dan Endeh tanpa proses hukum yang jelas. Dampaknya adalah melunaknya pergerakan nasional yang ditandai dengan tampilnya organisasi pergerakan yang bersifat kooperatif, antara lain Partai Indonesia Raya di bawah Sutomo dan Partai Indonesia Raya (Parindra) serta Regentenbond atau Persatuan Bupati. Kelompok-kelompok ini mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dengan mengirimkan wakilnya untuk duduk di Volksraad.

Info Tambahan;
Pengaruh Nasionalisme Cina bagi Indonesia Pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme Indonesia juga dipengaruhi oleh nasionalisme yang ada di Asia. Mari kita simak pidato Ir. Soekarno di depan BPUPKI berikut ini.
”Maka demikian pula, jika kita hendak mendirikan negara Indonesia Merdeka, Paduka tuan ketua, timbullah pertanyaan: Apakah ”Weltanschauung” kita, untuk mendirikan negara Indonesia Merdeka di atasnya? Apakah nasional-sosialisme? Apakah historisch-materialisme? Apakah San Min Chu I, sebagai dikatakan doktor Sun Yat Sen? Di dalam tahun 1912 Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkok merdeka, tetapi ”Weltanschauung”nya telah dalam tahun 1885, kalau saya tidak salah, dipikirkan, dirancangkan. Di dalam buku ”The three people”s principles” San Min Chu I, Mintsu,Minchuan, Min Sheng, - nasionalisme, demokrasi, sosialisme,- telah digambarkan oleh doktor Sun Yat Sen Weltanschauung itu, tetapi baru dalam tahun 1912 beliau mendirikan negara baru di atas ”Weltanschauung” San Min Chu I itu, yang telah disediakan terdahulu berpuluh-puluh tahun. Kita hendak mendirikan negara Indonesia merdeka di atas ”Weltanschauung” apa? Nasional-sosialisme-kah, Marxisme-kah, San Min Chu I-kah, atau ”Weltanschauung” apakah?”

C.Pergerakan Kebangsaan pada Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan bala tentara Jepang, pergerakan nasional semakin menemukan kesamaan orientasi dan tujuan. Seluruh elemen pergerakan memiliki kesamaan perjuangan yaitu tercapainya Indonesia merdeka. Oleh karena itu, tidak aneh apabila sering terjadi fusi berbagai organisasi pergerakan. Meskipun begitu, perjuangan tetap dilakukan dengan solidaritas yang semakin tinggi. Antara pemimpin dan rakyat terjalin ikatan yang erat di dalam beragam bentuk organisasi pergerakan.

1.Perjuangan Para Tokoh Semasa Pendudukan Jepang
Meskipun hanya dalam waktu singkat, tetapi bala tentara Jepang mampu meluluhlantakkan pertahanan Hindia Belanda. Bahkan, Belanda yang telah menjajah selama ratusan tahun itu dengan mudah bisa ditaklukkan oleh bala tentara Jepang. Strategi yang pertama kali diambil oleh pemerintah pendudukan Jepang adalah dengan propaganda. Kepada rakyat disampaikan berita bahwa mereka datang untuk membebaskan rakyat dari penjajahan Barat. Cara ini antara lain dengan menganggap dirinya sebagai saudara Asia. Tidak heran apabila rakyat menyambut kedatangannya dengan sukacita dan penuh harap. Apalagi di kalangan rakyat juga muncul ramalan Jayabaya yang menyatakan akan datangnya bangsa cebol berkulit kuning yang akan membebaskan rakyat dari penindasan. Namun, secara berangsur kehidupan bangsa Indonesia semakin menderita.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia
Untuk membantu program Perang Asia Timur Raya, pemerintah pendudukan Jepang berusaha memobilisasi penduduk dan sumber dayanya dengan beragam cara. Selain dengan membuat propaganda juga dengan cara merekrut para pemimpin nasional untuk dijadikan pemimpin organisasi-organisasi bentukan Jepang. Coba identifikasi organisasi dan pemimpinnya.

Salah satu organisasi yang mempunyai peran besar di dalam pengembangan kesadaran kebangsaan Indonesia adalah Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Organisasi ini dibentuk tanggal 9 Maret 1943, dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan Kiai Haji Mas Mansur. Fungsinya untuk menggerakkan rakyat sekaligus sebagai tempat para pemimpin kita dalam mempersiapkan bangsa Indonesia. Para pemimpin menggunakan organisasi Putera untuk mengadakan pendidikan politik bagi rakyat.


2.Kehidupan Rakyat Semasa Pendudukan Jepang
Berbeda dengan zaman penjajahan Belanda, pemerintah pendudukan Jepang justru memperbolehkan bahasa Indonesia untuk berkembang. Alasan Jepang adalah untuk membangkitkan antipati rakyat terhadap budaya Barat sehingga dengan mudah bisa diberdayakan untuk membantunya. Pada tanggal 20 Oktober 1942, pemerintah pendudukan Jepang membentuk Komisi Bahasa Indonesia. Tujuannya untuk memperkaya kosakata dan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia. Bahkan nama-nama kota yang merupakan peninggalan Belanda diganti dan disesuaikan dengan bahasa Indonesia. Misalnya Batavia  diubah menjadi Jakarta, Mr. Cornelis (Jatinegara),  Buitenzorg (Bogor), dan lain-lain. Selain itu, banyak nama-nama jawatan yang diganti menjadi nama Indonesia. Bahkan, beberapa orang yang telah mampu dan menguasai bahasa Jepang mendapat penghargaan dari pemerintah pendudukan.
Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia Kelahiran Dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia

Untuk memenuhi kebutuhan perangnya, Jepang banyak mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di Indonesia. Bangsa Jepang banyak mendirikan pabrik untuk mendapatkan minyak bumi bagi kepentingan industri perang mereka. Seluruh sumber daya manusia dikerahkan untuk membantu Jepang di dalam perang. Tidak heran apabila kondisi sangat menyedihkan karena berpakaian goni dan makan akar pisang. Meskipun dalam penderitaan yang hebat, tetapi para pemimpin mampu menggunakan setiap organisasi untuk mempersiapkan kemerdekaan. Apalagi Jepang mulai mengalami kekalahan demi kekalahan di dalam Perang Pasifik. Kondisi itulah yang memaksa Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Langkah awal realisasi janji itu adalah dengan membentuk badan-badan seperti BPUPKI dan PPKI. Dua badan inilah yang dijadikan tempat penggodokan dasar-dasar negara yang hendak didirikan.


Demikian Ulasan Dari Saya, Atas Kunjungannya saya ucapkan terimakasih!!!